go-explore

Sobat Pesona, sebagai negara yang kaya akan potensi pariwisata dan ekonomi kreatifnya, Indonesia sangat peduli lho, pada isu perubahan iklim (climate change). Salah satu bentuk kepeduliannya yaitu dengan mendukung tren pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) yang memberikan banyak manfaat positif baik untuk lingkungan alam dan masyarakat. Nah, Sobat Pesona juga bisa lho ikut berkontribusi mendukung pariwisata berkelanjutan, salah satunya dengan menghitung jejak karbon melalui carbon calculator! Cara ini memungkinkan Sobat Pesona bisa berkontribusi secara langsung terhadap ketahanan ekosistem alami Wonderful Indonesia sembari menjelajah #DiIndonesiaAja! Yuk, ikutan!

Krisis global akibat pandemi COVID-19 mengajarkan kita untuk mulai membenahi pola hidup sehari-hari dan membangun ketahanan ekosistem sekitar kita. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan kualitas udara lewat penyerapan jejak karbon. Sebagai situs promosi resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Indonesia.Travel yang bekerjasama dengan Jejak.In menghadirkan sistem untuk menghitung dan menyeimbangkan jejak karbon atau yang sering dikenal dengan sebutan carbon offset lewat carbon calculator.

Tahukah Sobat Pesona, kalau aktivitas yang kita lakukan sehari-hari, seperti penggunaan listrik dan berkendara bisa menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan emisi polutan lainnya? Nah, inilah yang dinamakan jejak karbon. Jejak karbon adalah jumlah karbon atau emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan (aktivitas) manusia seperti penggunaan kendaraan, penggunaan energi listrik dan air, serta konsumsi makanan pada kurun waktu tertentu. Nah, jejak karbon yang berlebih dapat berdampak negatif pada kehidupan kita lho, termasuk perubahan iklim ekstrem serta penurunan kualitas udara.

Carbon Offset adalah upaya penyeimbangan nilai emisi yang telah kita hasilkan dengan menyerap jejak karbon demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim. Nah, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menyerap karbon adalah melalui penanaman pohon. Dengan menanam pohon-pohon baru, kita membantu menciptakan ruang hijau yang lebih luas dan berdampak positif dalam memperbaiki kualitas udara. Sebab, pohon yang ditanam dapat menyerap emisi karbon dioksida dari atmosfer dan melepas oksigen kembali ke alam.

Carbon offset memudahkan konsumen untuk menyerap jejak karbon melalui penanaman pohon. Dengan teknologi ini, kegiatan penanaman pohon untuk carbon offset dapat dilakukan dengan mudah, transparan, serta berkelanjutan. Nah, Sobat Pesona mau tahu cara menghitung carbon offset? Cukup dengan masuk ke halaman utama situs website Indonesia.Travel, Sobat Pesona sudah dapat melakukan kalkulasi jejak karbon yang dihasilkan setiap harinya dengan carbon calculator dan memilih opsi untuk melakukan penyerapan jejak karbon tersebut. Nilai hasil kalkulasi masing-masing konsumen akan dikonversi menjadi jumlah pohon yang perlu ditanam untuk penyerapan jejak karbon yang dihasilkan.

Kemenparekraf RI bekerja sama dengan Jejak.in, perusahaan rintisan yang menyediakan solusi berbasis AI dan IoT dengan tujuan mempercepat penanganan perubahan iklim. Sebuah sistem pemantauan untuk mengelola pohon dan tanaman dengan pengambilan data yang aktual, terukur, dan dapat diverifikasi. Jejak.in bekerja dengan program berbasis pemetaan yang dapat digunakan pada desktop maupun seluler, baik secara daring (online) maupun luring (offline). Sobat Pesona bisa mulai menghitung jejak karbon yang dihasilkan setiap harinya dan membeli pohon untuk penyerapan jejak karbon tersebut, lho!

Pohon yang terkumpul akan ditanam oleh mitra konservator, khusus untuk konservasi hutan dan lingkungan. 

Pohon yang dipilih adalah pohon bakau atau mangrove yang akan ditanam di :

  • Plataran Menjangan, Taman Nasional Bali Barat
  • Mangrove Tembudan Berseri, Berau
  • Destinasi Ekowisata Clungup Mangrove Conservation Tiga Warna, Malang
  • Penghijauan Kawasan Wisata Mangrove Klawalu Kota Sorong
  • Bukit Peramun, Bangka Belitung

Pemilihan jenis pohon ini didasarkan atas kemampuan pohon bakau melindungi daerah pesisir dari pengikisan, dan menjadi rumah bagi berbagai ekosistem darat dan laut. Lebih dari itu, tanaman ini juga terbukti dapat menyerap karbon dalam jumlah besar, sehingga memberi dampak positif terhadap lingkungan dan kehidupan kita dalam bentuk kualitas udara yang lebih baik.

Parameter yang digunakan untuk menghitung jejak karbon meliputi:

  • Jarak tempuh
  • Konsumsi bahan bakar
  • Faktor emisi
  • Durasi hotel

Sedangkan, konversi jejak karbon yang dapat diserap oleh satuan pohon mangrove menggunakan asumsi pertumbuhan pohon dalam 1 tahun. Data ctual maupun data forecasting akan ditampilkan dalam laporan serapan karbon.

Proses pemantauan dan penjagaan pohon akan dilakukan oleh mitra destinasi, dilakukan di kawasan konservasi yang telah disepakati bersama. Pohon yang telah ditanam juga akan dirawat oleh mitra petani. Pelaporan penanaman dan pertumbuhan pohon akan dilakukan menggunakan sistem dari Jejak.in. Jejak.in akan mengirimkan email yang berisi tautan ke dashboard monitoring and evaluation kepada konsumen setelah 3 bulan dari batch waktu penanaman. Di laporan ini, konsumen dapat mengetahui lokasi penanaman dan informasi lebih lanjut tentang pohon yang ditanam, seperti status pohon, tinggi pohon, warna daun, diameter batang utama, kondisi batang utama, dan foto pohon. Jadi, yuk dukung dan ikutan sekarang!

Pertanyaan yang sering diajukan

Indonesia Travel Carbon Calculator memudahkan Sobat Pesona untuk menyerap jejak karbon tersebut dengan menanam pohon. Dengan teknologi Kemenparekraf dan Jejak.in, kegiatan penanaman pohon untuk carbon offset dapat dilakukan dengan mudah, transparan, serta berkelanjutan. Cukup dengan masuk ke halaman utama website Indonesia.Travel dan pilih banner Jejak.In untuk tersambung ke aplikasi khusus di mana Sobat Pesona bisa langsung menghitung jejak karbon yang Sobat Pesona hasilkan setiap harinya dan membeli pohon untuk penyerapan jejak karbon tersebut.

Sobat Pesona juga dapat menghitung jejak karbon penggunaan AC, televisi, kulkas, laptop, serta alat transportasi seperti mobil dan motor melalui Indonesia Travel Carbon Calculator.

Dana yang terkumpul akan dibelikan pohon bakau (mangrove) untuk ditanam oleh mitra konservasi Kemenparekraf dan Jejak.in, yaitu LindungiHutan. Penanaman ini akan dilakukan di kawasan konservasi yang disepakati bersama.

Pohon akan ditanam di :

  • Ekowisata Mangrove PIK, Jakarta Utara
  • Mangrove Edupark Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah
  • Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa Tengah
  • Konservasi Mangrove Konservasi Bontang Mangrove, Bontang, Kalimantan Timur

Kemenparekraf RI dan Jejak.in akan terus berupaya berkembang untuk fase selanjutnya, baik memperluas lokasi atau melibatkan penanaman di area lain yang disepakati untuk inisiatif carbon offset ini.

Pohon akan ditanam setelah kuota tertentu yang disetujui Kemenparekraf  RI dan Jejak.in terpenuhi.    

Kami akan menanam pohon bakau (mangrove) sebagai hasil serapan karbon dari Sobat Pesona

Tanaman bakau (mangrove) merupakan tanaman yang memiliki daya serap karbon yang tinggi, sehingga memberikan dampak positif terhadap lingkungan.

Selain dapat menyerap karbon dalam jumlah besar, tanaman bakau juga dapat melindungi daerah pesisir dari erosi yang disebabkan oleh ombak atau bencana alam seperti tsunami, dan juga menjaga terumbu karang dari sedimentasi. Sobat Pesona juga wajib tahu nih, kalau nyatanya hutan bakau pun menjadi rumah bagi berbagai ekosistem darat dan laut, termasuk ikan, terumbu karang, dan spesies-spesies yang terancam punah.

Kemenparekraf dan Jejak.In mengajak Sobat Pesona menyerap jejak karbon dengan menambah jumlah pohon di lingkungan sekitar kita. Di fase ini, pohon yang terkumpul akan ditanam di 4 lokasi :

  • Ekowisata Mangrove PIK, Jakarta Utara
  • Mangrove Edupark Tambakrejo, Semarang Jawa Tengah
  • Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak Jawa Tengah
  • Konservasi Mangrove Konservasi Bontang Mangrove, Bontang, Kalimantan Timur

Kemenparekraf juga akan terus mendukung upaya-upaya sadar lingkungan lainnya, sehingga di fase selanjutnya, Sobat Pesona dapat melakukan aksi carbon offset lainnya.

Pohon yang telah terkumpul dan ditanam akan dijaga melalui proses pemantauan yang dilakukan oleh Mitra Konservasi Kemenparekraf dan Jejak.in, yaitu LindungiHutan, di kawasan konservasi yang disepakati bersama. Pemantauan penanaman dan pertumbuhan pohon akan dilakukan secara berkala, menggunakan sistem pelaporan dari Jejak.in yang dapat diakses kapan saja melalui link yang tertera pada email laporan yang akan Sobat Pesona terima setelah pohon Sobat Pesona ditanam.

Sobat Pesona bisa mengakses dashboard monitoring & evaluation yang disediakan oleh Jejak.in, bekerja sama dengan mitra konservasi LindungiHutan. Di dashboard ini, Sobat Pesona bisa mengetahui status pertumbuhan pohon dan mendapatkan informasi terkait tinggi dan diameter batang utama. Sobat Pesona juga bisa melihat foto pohon di dashboard tersebut.

Sobat Pesona enggak perlu khawatir. Sebab, pemantauan akan dilakukan oleh tim konservasi LindungiHutan, 3 kali dalam setahun dengan frekuensi 3 dan 6 bulan sebagai berikut:

  • Pemantauan pertama: pertengahan Juni 2022
  • Pemantauan kedua: pertengahan September 2022
  • Pemantauan ketiga: pertengahan Desember 2022

Buat Sobat Pesona yang penasaran, jadi cadangan karbon yang diserap oleh hutan disimpan oleh tiga komponen pokok yaitu:

  1. Biomassa (bagian hidup) seperti pohon
  2. Nekromasa (bagian mati) seperti batang pohon yang masih tegak maupun telah tumbang di permukaan lahan
  3. Organik (tanah).

Ketiga komponen ini dapat menjadi sumber stok karbon bagi bumi. Indonesia Travel Carbon Calculator bersama dengan Jejak.in berfokus pada perhitungan kemampuan "biomassa pohon'' untuk menyerap karbon.

Metode penghitungan jejak karbon dan penyerapan dengan pohon bakau (mangrove) telah menggunakan rekomendasi ilmiah lho, Sobat Pesona. Tepatnya berdasarkan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan berbagai referensi dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Parameter yang digunakan untuk menghitung jejak karbon meliputi: : 

  • Jarak tempuh
  • Konsumsi bahan bakar
  • Faktor emisi

Sedangkan, konversi jejak karbon yang dapat diserap oleh satuan pohon bakau menggunakan asumsi pertumbuhan pohon dalam 1 tahun. Data aktual maupun data forecasting akan ditampilkan dalam laporan serapan karbon.

Untuk informasi bagi Sobat Pesona, harga 1 pohon bakau (mangrove) meliputi biaya untuk pembelian bibit, izin aktivitas penanaman, jasa petani untuk operasional penanaman dan proses monitoring pertumbuhan pohon bakau. Harga pohon bakau ditetapkan oleh mitra konservasi kami, LindungiHutan dan Dinas Kehutanan.

Berikut harga pohon untuk masing-masing lokasi:

  • Ekowisata Mangrove PIK, Jakarta Utara, DKI Jakarta : Rp 70.000,-
  • Mangrove Edupark Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah : Rp 45.000,-
  • Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa Tengah : Rp 44.500,-
  • Konservasi Mangrove Konservasi Bontang Mangrove, Bontang, Kalimantan Timur : Rp 50.000,-